budidaya udang

BUDIDAYA PERIKANAN NASA

Lele tehnologi nasa

Kualitas air yang baik merupakan sarat mutlak berlangsungnya budidaya untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi. Dilihat dari segi fisika, kimia dan biologi, air mempunyai beberapa fungsi dalam menunjang kehidupan ikan dan udang serta pakan alaminya yaitu :

a. Dari segi fisika air merupakan tempat hidup dan menyediakan ruang gerak bagi ikan atau udang.

b.Dari segi kimia sebagai pembawa unsur-unsur hara, vitamin maupun gas-gas terlarut lainnya.

c. Dari segi biologi merupakan media yang baik untuk kegiatan biologis serta pembentukan dan penguraian bahan organik.

Parameter kualitas air adalah beberapa ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas air. Kualitas air dapat dinilai secara fisik dan kimiawi. Secara kimiawi, kualitas air ditentukan oleh :

1. Salinitas.

Adalah jumlah total garam terlarut yang terukur dalam sampel air dalam satuan ppt (part per thausand). Garam lautan berasal dari garam di pegunungan yang terbawa oleh aliran air hujan dan sungai. Satuan ppt artinya bagian per seribu. Sedangkan air payau adalah air yang rasanya setengah asin setengah tawar, atau mempunyai salinitas 15-25 ppt. Setiap jenis ikan mempunyai salinitas optimal untuk hidupnya. Salinitas yang baik untuk budidaya udang windu adalah 15-22 ppt, sedangkan untuk udang putih 20-30 ppt.

2. DO (Dissolved Oxygen)

Oksigen memegang peranan penting bagi mahluk hidup. Bagi hewan air pemenuhan kebutuhan oksigen dipenuhi dengan oksigen yang terlarut dalam air, maupun langsung dari udara pada beberapa jenis hewan tertentu (misalnya lele). Ikan dan udang memerlukan oksigen untuk menghasilkan energi  untuk beraktivitas, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Jumlah oksigen yang ada dalam air dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/bagian per sejuta). Besarnya DO optimal untuk budidaya adalah 4 – 7,5  ppm, karena sesuai dengan kebutuhan udang/ikan. Jika DO terlalu tinggi (apalagi jika banyak tumbuhan air/plankton pekat) maka pada malam hari akan terjadi air kekurangan oksigen sebab pada malam hari tumbuhan juga membutuhkan oksigen. Sumber  DO air berasal dari udara melalui proses difusi dan dari proses fotosintesis tumbuhan dalam air. Besar-kecilnya DO ditentukan oleh temperatur air dan udara, tekanan barometrik udara, jumlah tumbuhan air baik yang berupa tumbuhan besar maupun dalam bentuk phytoplankton, kadar mineral dan Biological Oxygen Demand (BOD).. Cara untuk melarutkan oksigen dari udara diantaranya dengan cara :

  1. Penggunaan kincir. Dengan kincir maka air permukaan tambak dipecah-pecah menjadi butiran kecil, sehingga luas permukaan air menjadi lebih luas sehingga permukaan air yang kontak langsung dengan udara menjadi besar sehingga oksigen dapat larut dalam air dalam jumlah yang banyak.
  2. Air mengalir. Air yang selalu bergerak akan mempunyai kandungan DO selalu tinggi, karena selalu kontak dengan udara bebas.
  3. Derajat Keasaman (pH).

Tingkat keasaman air dinyatakan dalam pH air. Besarnya pH air yang optimal untuk kehidupan ikan dan udang adalah 6,5 – 8 (netral), karena pada kisaran tersebut menunjukkan imbangan yang optimal antara oksigen dan karbondioksida serta berbagai mikrooranisme yang merugikan sulit berkembang. Kondisi pH air dapat berubah-ubah selama budidaya, hal ini yang berakibat buruk bagi ikan atau udang. Air yang pH-nya terlalu rendah (asam) dapat menyerap fosfat yang berperan dalam kesuburan air, sehingga kesuburan kolam dapat menurun.  Penurunan pH dapat diatasi melalui pengapuran dengan dosis 100 – 250 kg/ha.

3. Alkalinitas.

Adalah kapasitas air untuk menetralkan setiap penambahan asam tanpa menurunkan pH. Alkalinitas merupakan buffer (penahan) terhadap pengaruh pengasaman.

Alkalinitas disebabkan oleh adanya ion-ion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO32-), hidroksida (OH) dan ion-ion lain dalam jumlah kecil.

Secara fisik, kualitas air ditentukan oleh :

Read More »BUDIDAYA PERIKANAN NASA